Jumat, 04 Mei 2012

Teknik Pengomposan di MAN Jombang


TEKNIK PENGOMPOSAN “OPEN WINDROW”


1.     Pembuatan rumah beratap tempat pengomposan terbuka (tanpa dinding), ukuran disesuaikan dengan banyaknya asupan sampah organik yang akan diolah. Berdasarkan hasil rancangan desain bangunan pengomposan ukuran tumpukan memiliki lebar 2,5 m, dan tinggi 1,5 meter dan panjang sesuai dengan jumlah sampah organik yang tersedia. Jumlah tumpukan idealnya adalah 7 tumpukan.
     

2.   Proses Sortasi (Pemilahan), pemilahan sampah organik harus dilakukan di masing-masing tempat sampah kelas.
       

3.   Sampah organik kemudian ditumpuk di ruang pengomposan. Pembuatan tumpukan dilakukan dengan menggunakan garu atau cangkul. Sampah organik yang telah dipilah kemudian dipindahkan dengan alat tersebut kemudian ditumpahkan di tempat pengomposan dengan cara membaliknya. Tumpukan yang telah dibuat tidak boleh dipadatkan. Tumpukan sebaiknya berbentuk piramida terpancung dengan lebar atas sekitar 1 m. Sesuai dengan jadwal pembalikan kompos, maka pembuatan tumpukan diselesaikan dalam waktu 1 minggu.
4.  Pembalikan. Pembalikan tumpukan dilakukan dengan cara memindahkan tumpukan ke tempat berikutnya. Pembalikan dan pemindahan tersebut dapat dilakukan dengan garu. Pembalikan dan pemindahan dilakukan 1 minggu sekali. Tempat kosong yang telah ditinggalkannya diisi dengan tumpukan sebelumnya. Proses pemindahan dilakukan sampai pemindahan yang ketujuh atau sampai pada tumpukan yang kedelapan. Pada setiap pembalikan/pemindahan tumpukan dapat dirasakan terjadinya penurunan volume sampah sebagai akibat dari berlangsungnya proses degradasi. Penurunan ini berlangsung secara cepat pada minggu pertama sampai minggu ketiga atau empat dan berangsur-angsur menurun hingga tercapai kondisi stabil pada minggu ke tujuh. Sampah yang dipindahkan pada tumpukan yang kedelapan sudah dapat dipanen sebagai kompos matang.
       
5.     Penyiraman. Penyiraman dilakukan apabila sampah yang dikomposkan terlalu kering. Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama proses pengomposan adalah antara 50-60 % dengan nilai optimal sekitar 55 %. Penyiraman akan sering diperlukan apabila sampah yang dikomposkan kurang memiliki kemampuan untuk menahan air. Penyiraman dilakukan secara merata ke seluruh permukaan materi organik.
       
6.       Pemantauan Suhu. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan termometer. Pada proses pengomposan minggu ketujuh (tumpukan kedelapan) materi dan temperatur kompos telah menjadi stabil pada suhu di bawah 50 oC yang menandai selesainya proses pengomposan.

7.   Penirisan (pengangin-anginan), Dilakukan agar menghasilkan pupuk kompos dengan kualitas yang lebih baik. Tujuan dari penirisan ini adalah untuk mengurangi kandungan air yang masih ada sehingga mempermudah proses pengayakan.
8.  Pengayakan, Proses ini biasanya dilakukan pada minggu ketujuh atau tumpukan terakhir. Maksud utama dari pengayakan adalah untuk memperoleh ukuran partikel kompos yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan.
       


9.    Pengemasan, Kompos yang telah diayak dikemas ke dalam kantong plastik kedap air atau karung. Berat kompos yang dikemas bisa disesuaikan dengan kebutuhan. 
10.   Pemasaran, kompos yang telah dikemas siap untuk dipasarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar